Rayakan Semangat Kartini, BAZNAS BAZIS DKI Dukung Perempuan Disabilitas Lewat Difabis Coffee and Tea

IMG_0324-min.jpeg

Hari Kartini menjadi momen penting dan bersejarah bagi perempuan di seluruh Indonesia. Berkat Ibu Kartini yang merupakan salah satu pahlawan Indonesia, saat ini perempuan memiliki kesetaraan dan tidak pandang sebelah mata. Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang pada 21 April, BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan perempuan, khususnya kelompok disabilitas, melalui program unggulan Difabis Coffee and Tea. Program ini menjadi bentuk nyata keberpihakan BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta terhadap kelompok rentan dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif.

Difabis Coffee and Tea merupakan inisiatif sosial yang memberdayakan para penyandang disabilitas, dalam bidang kewirausahaan dan keterampilan kerja di sektor kuliner. Melalui pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi akses pasar, program ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian ekonomi serta memperkuat rasa percaya diri para penyandang disabilitas.

Ketua BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, Akhmad H. Abubakar, dalam keterangannya menyampaikan bahwa semangat Kartini tidak hanya hidup dalam perjuangan kesetaraan gender, tetapi juga dalam upaya membuka ruang dan kesempatan seluas-luasnya bagi semua kelompok masyarakat untuk berkembang, termasuk para penyandang disabilitas.

“Hari Kartini adalah momentum untuk mengingat bahwa perjuangan perempuan tidak boleh berhenti hanya pada kesetaraan gender, tetapi juga harus mencakup inklusivitas. Melalui program Difabis Coffee and Tea, kami ingin menunjukkan bahwa perempuan disabilitas juga memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara ekonomi dan sosial. Mereka hanya butuh kesempatan dan ruang untuk berkembang,” ujarnya.

Program Difabis Coffee and Tea telah berhasil melatih puluhan peserta disabilitas dari berbagai wilayah di Jakarta. Tidak hanya diajarkan keterampilan meracik kopi dan teh, para peserta juga mendapatkan pelatihan tentang manajemen usaha mikro, pelayanan pelanggan, serta akses terhadap permodalan dan pemasaran digital.

Lebih dari sekadar pelatihan, Difabis Coffee and Tea telah menjadi ruang aman dan suportif bagi perempuan disabilitas untuk tumbuh bersama, saling menguatkan, dan melawan stigma. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga lain untuk menciptakan ekosistem pemberdayaan yang inklusif dan adil gender.

“Semangat Kartini adalah semangat perubahan. Mari kita terus hidupkan semangat itu dengan memberdayakan yang lemah, menguatkan yang tertinggal, dan mengangkat mereka yang selama ini tidak terlihat,” lanjut Akhmad H. Abubakar.