BAZNAS BAZIS DKI Gelar Kurban Fest 2025, Hadirkan Semangat Berbagi untuk Dhuafa dan Difabel
BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam menebar keberkahan dan semangat berbagi di Hari Raya Iduladha melalui gelaran Kurban Fest 2025. Acara ini dilaksanakan di Pesantren Tahfidz Difabel BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, Selasa (7/6), dan menjadi momentum penting dalam memperkuat nilai-nilai sosial, kepedulian, dan solidaritas antarwarga.
Kurban Fest 2025 mencakup serangkaian kegiatan utama seperti penyembelihan hewan kurban, dapur kurban yang mengolah daging kurban menjadi makanan siap santap, serta penyaluran langsung daging kurban kepada 233 mustahik (penerima manfaat) diantaranya 83 disabilitas dan 150 dhuafa.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Jakarta Selatan, M. Anwar, dan jajaran Pimpinan BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta yang tidak hanya menyembelih hewan kurban, tetapi juga menyentuh hati masyarakat dengan kegiatan dapur kurban dan penyaluran langsung ke mustahik. Ini bukan hanya soal membagikan daging, tetapi juga menyampaikan pesan kepedulian dan kebersamaan di tengah masyarakat,” ujar Walikota Jakarta Selatan, M. Anwar.
Selanjutnya, Ketua BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, menekankan bahwa Kurban Fest 2025 adalah bentuk nyata dari sinergi antara lembaga zakat, pemerintah, dan masyarakat dalam menghidupkan nilai-nilai luhur kurban. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti dapur kurban menjadi inovasi penting agar daging kurban bisa langsung dinikmati dengan layak oleh mustahik.
“Melalui Kurban Fest ini, kami ingin memastikan bahwa hewan kurban yang dititipkan masyarakat sampai ke tangan yang tepat, dengan cara yang bermartabat dan memberi kesan positif bagi semua pihak,” ujarnya.
Penyelenggaraan acara ini di Pesantren Tahfidz Difabel juga menjadi simbol inklusivitas bahwa semua warga, tanpa terkecuali, memiliki hak dan kesempatan untuk menerima manfaat dari ibadah kurban. Para santri difabel yang tinggal di pesantren tersebut juga dilibatkan dalam kegiatan, mulai dari persiapan hingga distribusi, sebagai bentuk pemberdayaan.