30 Safar: Tutup Bulan Safar dengan 5 Amalan Ini dan Infak di BAZNAS
12/08/2025 | Humas BAZNASBulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah, yang memiliki sejarah, hikmah, dan amalan tersendiri. 30 Safar menjadi momen penutup bulan Safar sebelum memasuki Rabiul Awal. Bagi umat Islam, ini adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak amal kebaikan, memohon perlindungan Allah, dan menepis berbagai mitos yang berkembang di masyarakat terkait bulan Safar.
Meskipun sebagian orang masih mengaitkan bulan Safar dengan kesialan, Islam mengajarkan bahwa semua waktu adalah ciptaan Allah dan tidak ada hari atau bulan yang membawa nasib buruk. Oleh karena itu, 30 Safar sebaiknya dimanfaatkan untuk menguatkan ibadah, memperbanyak doa, serta menyalurkan infak melalui lembaga amanah seperti BAZNAS.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 amalan yang bisa dilakukan pada 30 Safar, beserta dalil dan hikmahnya, agar kita menutup bulan Safar dengan penuh keberkahan.
1. Memperbanyak Dzikir dan Doa di 30 Safar
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada 30 Safar adalah memperbanyak dzikir dan doa. Hari-hari terakhir di bulan Safar bisa menjadi momentum untuk memperbanyak istighfar, tahlil, tahmid, dan tasbih. Dengan begitu, kita mengisi waktu dengan kebaikan yang membawa ketenangan hati.
Banyak ulama mengingatkan bahwa 30 Safar dapat menjadi pengingat bahwa usia kita terus berkurang. Setiap pergantian bulan adalah tanda bahwa kita semakin dekat dengan akhir perjalanan hidup. Maka, memperbanyak dzikir di hari ini bukan hanya memperkuat hubungan dengan Allah, tetapi juga menenangkan jiwa.
Doa yang dipanjatkan di 30 Safar bisa mencakup permohonan perlindungan dari segala musibah, serta doa agar diberi kekuatan menghadapi bulan-bulan berikutnya. Rasulullah SAW bersabda:
"Doa adalah ibadah." (HR. Tirmidzi)
Selain doa pribadi, umat Islam dianjurkan untuk berdoa bersama keluarga. Hal ini bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan anak-anak agar menjadikan 30 Safar sebagai momentum ibadah, bukan sekadar pergantian tanggal.
Mengisi 30 Safar dengan dzikir dan doa juga dapat melindungi hati dari berbagai waswas atau ketakutan yang tidak beralasan, khususnya mitos-mitos yang tidak bersumber dari ajaran Islam.
2. Bersedekah dan Berinfak di 30 Safar
Bersedekah adalah amalan yang pahalanya tidak terputus. 30 Safar menjadi momen tepat untuk berbagi, karena ini adalah hari terakhir di bulan Safar yang bisa kita isi dengan kebaikan sebelum memasuki bulan baru.
Memberikan sedekah pada 30 Safar juga bisa menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat kesehatan, rezeki, dan keselamatan yang diberikan sepanjang bulan Safar. Islam mengajarkan bahwa sedekah mampu menolak bala. Rasulullah SAW bersabda:
"Bersegeralah bersedekah, karena bala tidak pernah mendahului sedekah." (HR. Thabrani)
Selain sedekah langsung kepada yang membutuhkan, kita juga bisa menyalurkan infak pada 30 Safar melalui lembaga terpercaya seperti BAZNAS. Dengan berinfak di BAZNAS, sedekah kita bisa menjangkau lebih banyak mustahik dan dikelola secara profesional.
Sedekah pada 30 Safar bukan hanya memberi manfaat bagi penerima, tetapi juga membersihkan hati dan harta kita. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah, melainkan akan bertambah keberkahannya.
Maka, sebelum bulan Safar berlalu, jadikan 30 Safar sebagai hari spesial untuk berinfak dan bersedekah, sehingga kita menutup bulan ini dengan pahala yang mengalir.
3. Memohon Perlindungan dari Musibah di 30 Safar
Masyarakat dahulu sering mengaitkan 30 Safar dengan datangnya musibah. Namun, dalam Islam, keyakinan seperti itu tidak dibenarkan. Yang benar adalah memohon perlindungan kepada Allah setiap waktu, termasuk di 30 Safar.
Doa memohon perlindungan dari musibah sangat dianjurkan, apalagi di penghujung bulan. Nabi SAW mengajarkan doa:
"Ya Allah, lindungilah aku dan keluargaku dari segala keburukan yang Engkau takdirkan."
Menjadikan 30 Safar sebagai waktu untuk bermunajat kepada Allah akan menguatkan rasa tawakal kita. Kita percaya bahwa semua takdir adalah ketentuan-Nya, dan kita hanya bisa berusaha serta berdoa agar senantiasa dalam perlindungan-Nya.
Banyak ulama menganjurkan shalat sunnah hajat atau shalat sunnah mutlak di 30 Safar untuk memohon pertolongan Allah. Ini adalah bentuk ikhtiar spiritual yang mempertebal iman dan mengikis keyakinan pada mitos.
Selain perlindungan pribadi, kita juga bisa mendoakan keselamatan untuk saudara-saudara kita, termasuk yang berada di daerah rawan bencana. Dengan begitu, 30 Safar menjadi hari yang penuh doa dan kepedulian.
4. Muhasabah dan Perbaikan Diri di 30 Safar
Muhasabah atau introspeksi diri adalah amalan yang sangat penting. 30 Safar bisa dijadikan momen untuk menilai kembali kualitas ibadah dan perilaku kita selama sebulan terakhir.
Dengan muhasabah di 30 Safar, kita dapat menyadari kekurangan, memperbaiki kesalahan, dan menetapkan niat untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan berikutnya. Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati." (HR. Tirmidzi)
Kegiatan muhasabah ini bisa dilakukan secara pribadi atau bersama keluarga. Kita bisa membuat catatan amalan selama bulan Safar, lalu menentukan target ibadah baru untuk bulan Rabiul Awal.
Selain itu, 30 Safar juga menjadi waktu yang tepat untuk memohon maaf kepada sesama, membersihkan hati, dan memutuskan untuk meninggalkan kebiasaan buruk. Dengan begitu, kita tidak hanya menutup bulan Safar dengan amal baik, tetapi juga memulai bulan baru dengan hati yang bersih.
Muhasabah di 30 Safar akan memperkuat komitmen kita untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
5. Menyebarkan Ilmu dan Kebaikan di 30 Safar
Amalan terakhir yang dianjurkan pada 30 Safar adalah menyebarkan ilmu dan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Thabrani)
Di 30 Safar, kita bisa memanfaatkan waktu untuk mengajarkan sesuatu yang bermanfaat, baik itu ilmu agama, keterampilan, atau nasihat yang memotivasi orang lain untuk berbuat baik.
Menyebarkan ilmu pada 30 Safar bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengirim pesan motivasi Islami, berbagi kajian, atau mengajak orang untuk ikut sedekah melalui BAZNAS.
Setiap kebaikan yang kita sebarkan akan menjadi amal jariyah, bahkan setelah kita tiada. Oleh karena itu, jangan sia-siakan 30 Safar hanya dengan aktivitas yang tidak bermanfaat, tetapi gunakan untuk menebar keberkahan.
Dengan memanfaatkan 30 Safar untuk menyebarkan ilmu, kita ikut menjaga tradisi kebaikan yang diajarkan Islam, sekaligus menjadi pengingat bagi diri sendiri bahwa hidup adalah untuk memberi manfaat.
30 Safar bukanlah hari yang penuh kesialan sebagaimana mitos yang beredar, melainkan kesempatan emas untuk menutup bulan Safar dengan amalan-amalan baik. Mulai dari memperbanyak dzikir, bersedekah, memohon perlindungan, melakukan muhasabah, hingga menyebarkan ilmu, semua bisa dilakukan untuk meraih keberkahan.
Selain itu, menjadikan 30 Safar sebagai momentum untuk berinfak di BAZNAS akan memperluas manfaat kebaikan kita bagi masyarakat yang membutuhkan. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mengisi setiap akhir bulan dengan amal shalih dan hati yang bersih.